Pada tulisan pertama saya ini, sengaja saya memilih Linux Server. Ini bukan karena saya ekspert di Linux dan sebagainya. Tetapi semata-mata hanya karena Linux sedang ngetren, gratisan, open source, dan gampang didapat distribusinya, sehingga membuat sebagian orang akan keranjingan mengutak-atik Linux termasuk saya.
Cukup sudah pendahuluannya yak, sekarang kita masuk aja pada babak sebenarnya. Biar gampang, untuk kali ini saya memilih distro “CentOS 5.2” sebagai server dan “Windows XP” sebagai workstation atau client.
Persiapan
Siapkan dua unit PC, gak usah yang mahal-mahal, yang abal-abal juga boleh. Jika tidak memiliki PC lebih, bisa bikin Virtual PC pake VMware, Virtual Box, XEN, dll.
Download distro CentOS (jika belum punya) pada: http://mirror.centos.org/centos/5/isos/
Jika belum punya Windows XP original, pake yang bajakan dulu aza. Silakan cari di warung-warung terdekat… tetapi (Warning): ntar jika sudah berhasil menginstall XP dan CentOS-nya, jangan lupa beli yang versi originalnya.
Jika tidak menggunakan Virtual PC, maka persiapkan kabel UTP, jack RJ-45, Cripping Tool, Switch/Hub (minimal 4 port).
Sepertinya peralatan dan software yang dibutuhkan udah semua nih. Ato masih ada yang ketinggalan gak? Oke deh, jika semua sudah lengkap kita lanjutkan dengan instalasi CentOS dan Windows XP.
Pertama kita akan meng-install “CentOS 5″ pada komputer yang akan bertindak sebagai server. Udah pernah menginstall “CentOS” belum? Jika belum silakan ikuti ceritanya pada:
Kedua, install Windows XP pada komputer yang akan bertindak sebagai workstation ataupun client. Jika belum pernah ataupun rada-rada gagu dalam instalasi Windows XP, google-ing aza ya OOM di: http://www.google.co.id/search?
Saya tidak akan bercerita tentang instalasi CentOS, ataupun Windows XP , karena sudah banyak artikel ataupun buku-buku yang membahas tentang hal tersebut. Tetapi jika butuh tips dan pertanyaan lainnya, silakan isi pada bagian komentar pada tulisan ini.
Menyambung koneksi kabel UTP
Berdasarkan beberapa literatur, ada standard warna dalam penyambungan kabel ethernet (UTP). Pertama, mengacu kepada standar T-568A yang diperkenalkan pada tahun 1995 dan kemudian diverifikasi pada tahun 2002 menjadi T-568B. Jika ingin mengikuti standar pengkodean warna dapat melihat pada gambar berikut.
Sebagai catatan, standar T-568B merupakan standar yang paling banyak digunakan, baik itu oleh sebagian besar vendor hardware. Tetapi jika hanya untuk personal, sekedar utak-utik, yang penting adalah prinsipnya. Cara tergampang adalah, kabel nomer :
1 ==> 1, 2 ==> 2, 3 ==> 3, 4 ==> 4, 5 ==> 5, 6 ==> 6, 7 ==> 7 dan 8 ==> 8
Ingat, ini adalah cara lama dan tidak ikut standar. Tetapi yang penting kabelnya nyambung.
Penyambungan kabel:
- Panjang total sebuah kabel dari komputer ke Switch/Hub sedapat mungkin jangan melebihi 100 meter. Biasanya jika lebih dari 100m, akan menimbulkan masalah dalam kecepatan akses, coallition, dan lain-lain.
- Potong ujung kabel dengan pisau, gunting atau cripping tool.
- Kupas kulitnya dengan cutter (pisau) kira-kira sepanjang kuku ibu jari tangan Anda. Hati-hati, jangan sampai ada bagian anak kabel yang luka, lecet ataupun terkelupas.
- Susun anak-anak kabel tersebut sesuai dengan T-568B, T-568A ataupun cara gampang diatas.
- Ratakan ujung-ujung anak kabel tersebut dengan cripping tool.
- Masukan anak-anak kabel tersebut ke dalam jack RJ-45 berdasarkan petunjuk gambar T-568A ataupun T-568B.
- Jepit dan tekan jack RJ-45 yang sudah berisi kabel didalamnya dengan cripping tool, hingga terdengar bunyi “Klik”.
- Lakukan step-2 hingga 7 pada ujung kabel lainnya dan pada kabel yang kedua.